12/09/2008

Manjat di siung beach



Semua orang lagi bingung,sibuk tak menentu,da yang ngelamun,manyun,mondar mandir ga karuan da juga yang lagi patah hati,pengen rasanya melepaskan keletihan dan kejenuhan ini sejenak,menghilang dari hiruk pikuknya dunia,liburan adalah jawaban yang sangat tepat,tapi kemana..............?
Siuuuuuuuuung...........!
Kita nyusul anak-anak yang lagi dikjut ja...! iya ya...tapi pake apa...? kan ga da motor,smsin anak-anak yang punya motor dong...!
Akhirnya setelah menunggu sekian lama da satu motor yang bisa dipake,karna aku "mencret" harus ke siung duluan tuk bantuin anak-anak yang lagi dikjut,maka ku berangkat duluan dengan seorang tamu dari kalimantan.
Sampe di pasar wonosari kita berhenti sejenak,istirahat dan makan di warung makan padang karna laper banget belum makan dari pagi,bis makan kita melanjutkan perjalanan tapi ditengah perjalanan tiba-tiba langit mendung dan hujanpun mulai turun,aduuuuh basah deh,mana aku ga bawa mantel lagi...dingiiiiiiin bbrrrrrrr,dengan pandangan yang sedikit terganggu karna hujan kita terus melanjutkan perjalanan,maju terus pantang mundur...
Allhamdulillah akhirnya kita sampe juga di pantai siung "wonosari" kuarang lbih jam 2 siang,hujannya dah mulai reda,kitapun lansung naek ke lokasi pemanjatan dan ternyata anak-anak lagi manjat di blok A"jalur wellcome",pemanjatan sport tentunya.kita ikutan manjat di blok ini meskipun cuma boulderan doang,menjelang sore kita semua turun ke basecame.lansung cek alat,evaluasi dan breefing tuk kegiatan besok.
Anak-anak yang laen yang mo nyusul tadi juga dah nyampe,da empat orang.Di basecame kita ketemu sama anak-anak dari makupela,kita ngobrol panjang lebar sambil menikmati suasana malam di pantai siung,rasanya semua kepenatan lansung hilang dalam suasana malam di siung.
Besok harinya hujan,kita terpaksa nunggu hujannya agak reda dulu.Setelah hujannya agak reda kita menuju blok G,dan kita melakukan pemanjatan disini,da yang manjat artifisial da juga yang manjat sport,buuum bruk salah seorang pemanjat jatuh,dia melakukan pemanjatan artifisial,karna penempatan skyhook yang kurang benar ditambah gerakan-gerakan pemanjat yang membuat skyhooknya goyang dan akhirnya jatuh,tpi ga papa katanyasih jatuh di tebingtu bikin pinter..... he..he...heee.....

Kita melanjutkan pemanjatan tapi hanya pemanjatan sport aja,manjat bergantian sampe ganteng pokoknya....setelah capek kita semua turun,dan mandi di pantai,ombaknya gede-gede... cihuuui asyik...pokoknya pantai siung siiiip banget buat menghilangkan strees dan tebingnya sangat bagus tuk memacu adrenalin, I LOVE PANJAT TEBING
Malam harinya,setelah evaluasi kita berpamitan sama yang punya basecame kira-kira jam 8 malam kita mulai bergerak menuju kota jogja dengan sejuta kenangan dan semangat baru tuk menjalani hari esok BRAVO MAYAPALA

11/16/2008

Teknik Dasar Panjat Tebing


Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan
b. Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu
c. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak

Dengan cara demikian dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut ;
a. Jamming
Teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak
b. Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar. Badan masuk diantara celah dan punggung menempel disalah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula dan membantu mendorong serta membantu menahan berat badan.
c. Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga keseimbangan.
d. Lay back
Teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik silih berganti.
e. Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertukal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
f. Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk tempat brdiri selanjutnya. Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengngkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Sebagaimana panjat tebing ialah memanfaatkan cacat batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang pemanjat dituntut berani, teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir yang tepat dalam bertindak dengan keadaan yang terbatas untuk membuat keputusan menyiasati dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat, cepat dan aman.

System Pemanjatan Tebing


* Himalayan system

Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya

* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.

Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
* Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
* Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sednangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing

11/11/2008

Lembah Kera


Lembah kera,meninggalkan kesan yang sangat berarti yang takkan terlupakan.Disini ada lebih dari 20 jalur pemanjatan sport,tebing ini ada di daerah kepanjen,malang selatatan-jawa timur.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More